Skip to main content

Aterosklerosis dapat terjadi pada anak-anak

Pernahkah anda mendengar istilah Aterosklerosis? Aterosklerosis adalah penyempitan arteri akibat penumpukan plak pada dinding arteri. Gangguan pembuluh darah arteri ini mengarah pada risiko serangan jantung. Arteri merupakan pembuluh darah yang bertugas mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Beberapa penelitian menyatakan bahwa anak usia 8 tahun dapat mengalami Aterosklerosis.


Kerusakan arteri akibat penumpukan plak disebabkan oleh :
  • Kadar kolesterol.
  • Kalsium.
  • Lemak.
  • Fibrin (protein yang tidak larut dalam plasma darah).


Anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan berisiko mengalami penyempitan dinding arteri. Faktor risiko terjadinya Aterosklerosis pada anak, antara lain :
  • Obesitas.
  • Hipertensi.
  • Kolesterol tinggi.
  • Memiliki riwayat keluarga penyakit jantung.

Anak dengan kadar kolesterol tinggi diharuskan untuk melakukan diet agar dapat membatasi jumlah kolesterol dan lemak jenuh di dalam tubuh. American Academy of Pediatrics merekomendasikan tes kolesterol pada anak usia :
  • 9 tahun - 11 tahun.
  • 17 tahun - 21 tahun.

Batas ukuran kolesterol.
Kolesterol normal pada anak :
  • Total kolesterol : kurang dari 170 mg/dl.
  • Kolesterol jahat (LDL) : kurang dari 110 mg/dl.
Kolesterol tinggi pada anak :
  • Total kolesterol : 200 mg/dl.
  • Kolesterol jahat (LDL) : 130 mg/dl atau lebih.

Aterosklerosis yang terjadi pada anak-anak akan terus berkembang hingga usia 60 tahun. Puncak risiko berbahayanya terjadi mulai usia 50 tahun. 


Gejala yang timbul pada anak akibat Aterosklerosis, antara lain :
  • Mengeluh nyeri di dada.
  • Mengeluh nyeri saat berjalan.
  • Tangan dan kaki anak melemah.
  • Mengalami kesulitan bicara.
  • Kehilangan penglihatan pada salah satu mata.
  • Hipertensi.

Anak yang memiliki orangtua dengan riwayat penyakit jantung dan hipertensi. Memiliki risiko tinggi terkena Aterosklerosis. 


Diagnosa Aterosklerosis pada anak :
  • Tes darah untuk melihat kadar kolesterol dan gula darah.
  • Memeriksa penyumbatan arteri pada tangan dan kaki dengan membandingkan indeks tekanan darah.
  • Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) untuk mengetahui aktivitas jantung.
  • Pemeriksaan USG Doppler untuk mengetahui adanya penyumbatan arteri dengan menggunakan gelombang suara.
  • Pemeriksaan treadmill untuk mengetahui aktivitas listrik pada jantung dan tekanan darah saat melakukan aktivitas.
  • Menyuntikkan zat pewarna pada arteri sehingga dapat terlihat melalui foto R.
  • Pemeriksaan CT Scan.
  • Pemeriksaan Magnetic Resonance Angiogram (MRA).

Pengobatan Aterosklerosis pada anak hanya difokuskan untuk mengendalikan berat badan dan kadar kolesterol. Komplikasi yang lebih parah mungkin akan terjadi ketika anak tumbuh dewasa.


Cara menurunkan kolesterol pada anak :
  • Biasakan anak untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran.
  • Pilih olahan daging dengan lemak rendah untuk menu makan anak.
  • Perbanyak mengkonsumsi ikan.
  • Jauhkan anak dari cemilan yang mengandung MSG.
  • Berikan anak cemilan pengganti yang mengandung lemak nabati dari jenisa kacang-kacangan.
  • Baca kandungan gizi makanan yang tercatat dalam kemasan.
  • Pilih makanan dengan kadar lemak tidak lebih dari 35%.
  • Berikan susu rendah lemak pada anak.
  • Jauhkan anak dari segala jenis jajanan yang tidak sehat.
  • Hindari makanan dan minuman yang memakai pemanis tambahan.
  • Jangan terlalu sering memberikan anak makanan siap saji.
  • Berikan yougurt rendah lemak.
  • Ajak anak untuk berolahraga minimal 1jam/hari.
  • Ajak anak melakukan aktivitas fisik seperti bermain sepeda, sepak bola, basket dan menari.

Pada anak yang mengalami obesitas diwajibkan melakukan diet sehat dengan aturan sebagai berikut :

Terapkan diet gizi seimbang dengan menu :
  • Sayuran dan buah-buahan.
  • Susu rendah lemak.
  • Sumber protein tinggi seperti daging, telur, ikan dan kacang-kacangan.
  • Gunakan sumber karbohidrat kompleks agar perut anak merasa kenyang lebih lama (beras merah, roti gandum dan sereal).
Rubah kebiasaan anak secara perlahan :
  • Batasi asupan gula tambahan dalam minuman dan makanan.
  • Berikan anak makan pada waktu yang tepat. Batasi posri makan anak dengan jumlah yang normal. Anak membutuhkan 5 porsi sayur dan buah-buahan dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
  • Jangan membiasakan anak makan di restoran cepat saji, hindari anak mengkonsumsi junk food.
  • Berikan piring ukuran kecil agar anak tidak makan terlalu banyak.

Aterosklerosis pada anak jika tidak dicegah sejak dini akan berdampak buruk dikemudian hari. Risiko penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah akan mengancam kesehatan anak di masa tuanya. 

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.