Mempersiapkan kehamilan dengan sebaik baiknya merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pasangan suami istri. Mengapa demikian? Kita harus sepakat bahwa anak-anak merupakan jendela masa depan. Tidak hanya sekedar beranak-pinak, sebagai manusia tentunya harus memikirkan dan mempersiapkan bibit unggul yang akan lahir di masa depan. Indonesia berada pada urutan kelima di dunia dengan masalah stunting pada anak. Stunting (kerdil) adalah kegagalan pertumbuhan yang disebabkan oleh kekurangan gizi berkepanjangan sejak masa kehamilan, sehingga anak tidak tumbuh tinggi sesuai usianya. Ketahuilah hampir semua masalah kesehatan pada anak berawal dari kehamilan yang tidak dipersiapkan. Stunting merupakan masalah yang irreversible, sekali terjadi maka tidak dapat kembali normal.
Image source : growingup |
Sudah 30 tahun terakhir ini Indonesia gagal mengatasi masalah stunting. Secara tidak langsung stunting menjadi awal penyabab menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia. 1000 hari pertama kehidupan adalah periode krusial pencegahan stunting. Dihitung dari hari pertama konsepsi (kehamilan) hingga anak berusia 2 tahun. Kesalahan gizi pada 1000 hari kehidupan bisa berakibat anak mengalami stunting atau bertubuh pendek.
Faktor penyebab stunting :
- Pendidikan orangtua
Pengetahuan orangtua yang rendah terutama tentang kesehatan keluarga dan pola asuh, menjadi awal penyebab gagalnya melahirkan anak yang unggul dan sehat. Pendidikan orangtua terutama ibu merupakan hal yang penting untuk melahirkan anak dengan kondisi sempurna secara fisik dan mentalnya. Jangan malas untuk mencari ilmu tentang cara menjalani masa kehamilan sampai cara mengasuh anak dengan baik.
- Kondisi kesehatan ibu
Sebelum hamil, pastikan seorang ibu harus dalam kondisi optimal kesehatan mental dan fisiknya. Jika terdapat masalah, sebaiknya tunda kehamilan dan obati lebih dulu. Kesehatan ibu menentukan kondisi kesehatan anak. Ibu yang tidak sehat dapat menyebabkan terjadinya stunting (kekerdilan) secara turun temurun. Sejak awal masa kehamilan diwajibkan rutin memeriksakan kesehatan. Ibu hamil yang menderita anemia dan kekurangan berat badan, berisiko melahirkan bayi stunting.
- Asupan nutrisi
Sejak mulai merencanakan kehamilan, hal penting yang perlu diperhatikan adalah gizi untuk calon ibu. Makanan dan minuman dengan gizi yang lengkap sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sampai berlangsungnya masa pertumbuhan. Ibu hamil yang kekurangan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan terjadi komplikasi. Asupan gizi yang kurang memadai pada masa pertumbuhan juga menyebabkan tinggi badan anak menjadi kerdil.
- Konsumsi alkohol
Ibu hamil yang memiliki kebiasaan hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi alkhohol, berisiko melahirkan bayi cacat fisik dan gangguan mental. Janin dengan Fetus Alcohol Syndrome berisiko tinggi mengalami stunting (kekerdilan).
- Sanitasi buruk
Hidup bersih merupakan kunci kesehatan. Keluarga yang hidup dalam lingkungan sanitasi buruk sangat berisiko terkena infeksi dan cacingan. Infeksi dan cacingan terbukti menyebabkan anak tumbuh kerdil. Anak yang terinfeksi penyakit dapat mimicu turunnya nafsu makan. Cacingan juga dapat menghambat penyerapan nutrisi bahkan berisiko menghilangankan nutisi dalam tubuh anak.
Risiko kesehatan pada anak stunting :
- Perkembangan otak terganggu.
- Lemahnya kemampuan berpikir.
- Kekurangan gizi secara turun temurun.
- Lebih mudah terserang penyakit.
- Kematian dini.
- Kekerdilan secara turun temurun.
- Menurunnya kualitas diri seperti sulit mendapatkan pekerjaan.
- Wanita yang mengalami kekerdilan memiliki rahim sempit sehingga berisiko melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal.
Cara mencegah stunting :
- Pasangan suami istri harus merencanakan kehamilan dan pola asuh anak secara matang.
- Lakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin.
- Terapkan gaya hidup sehat, hindari kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.
- Usahakan untuk memberikan ASI ekslkusif kepada bayi.
- Penuhi kandungan gizi dari awal masa kehamilan hingga masa pertumbuhan. Lengkapi makanan anak dengan kandungan vitamin dan mineral.
Makanan sehat untuk masa kehamilan :
- Nasi merah.
- Daging merah.
- Ikan.
- Telur.
- Sayuran hijau.
- Kacang-kacangan.
- Strawberry.
- Buah kiwi.
- Pisang.
- Minyak ikan.
- Ubi merah.
Makanan sehat untuk masa pertumbuhan :
- Susu.
- Yougurt.
- Daging merah.
- Ikan tuna.
- Ikan salmon.
- Kepiting.
- Kerang.
- Udang.
- Telur.
- Keju.
- Sayur-sayuran.
- Buah-buahan.
- Kacang-kacangan.
- Umbi-umbian.
Menyelesaikan masalah stunting merupakan hal yang sangat sulit, meskipun ini merupakan masalah kesehatan namun sangat erat kaitannya dengan pengetahuan dan pendidikan masyarakat, gaya hidup dan tingkat sosial.
Kadang orang tua menjadi pasrah dengan memegang prinsip ("ya sudahlah tidak apa pendek, tidak apa kecil yang penting pintar"). Penelitian jangka panjang membuktikan, anak yang mengalami stunting sejak usia kurang dari 2 tahun berisiko mengalami kerusakan otak yang tidak bisa diobati. Artinya, anak akan mengalami masalah kognitif, tidak dapat sepintar yang seharusnya.
Mengatasi stunting bukan sepenuhnya tanggungjawab pemerintah pusat, lebih khusus lagi pemerintah daerah dan masyarakat juga harus mencegah terjadinya kasus stunting. Individu yang berkualitas akan melahirkan anak-anak yang juga berkualitas. Kita bertanggungjawab penuh terhadap kualitas anak yang kita lahirkan. Anak adalah generasi masa depan Indonesia.
Kadang orang tua menjadi pasrah dengan memegang prinsip ("ya sudahlah tidak apa pendek, tidak apa kecil yang penting pintar"). Penelitian jangka panjang membuktikan, anak yang mengalami stunting sejak usia kurang dari 2 tahun berisiko mengalami kerusakan otak yang tidak bisa diobati. Artinya, anak akan mengalami masalah kognitif, tidak dapat sepintar yang seharusnya.
Mengatasi stunting bukan sepenuhnya tanggungjawab pemerintah pusat, lebih khusus lagi pemerintah daerah dan masyarakat juga harus mencegah terjadinya kasus stunting. Individu yang berkualitas akan melahirkan anak-anak yang juga berkualitas. Kita bertanggungjawab penuh terhadap kualitas anak yang kita lahirkan. Anak adalah generasi masa depan Indonesia.
Comments
Post a Comment