Skip to main content

Terapi bekam dan efek sampingnya

Terapi bekam merupakan pengobatan alternatif yang telah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW bahkan termasuk metode pengobatan yang disunnahkan oleh nabi. Prinsip pengobatan bekam hampir sama dengan akupuntur, yaitu merangsang titik-titik saraf pada tubuh. Pembuangan darah pada terapi bekam dapat mempercepat reaksi pengobatan sehingga bekam dapat diterapkan sebagai pendamping pengobatan medis.

image source: medicalkourtex


Di bawah kulit dan otot terdapat titik-titik saraf yang berhubungan langsung dengan organ-organ tubuh. Ketika melakukan terapi bekam, permukaan kulit dan jaringan bawah kulit akan rusak. Kerusakan jaringan kulit menyebabkan keluarnya darah bersamaan dengan keluarnya toksin-toksin seperti serotonin, bistamin dan bradiknin. Bekam juga menyebabkan mikrosirkulasi pembuluh darah sehingga menimbulkan efek relaksasi otot dan juga menurunkan tekanan darah.


Disamping manfaatnya terapi bekam juga memiliki risiko apabila dilakukan sembarangan dan tidak sesuai prosedur serta tidak menggunakan alat-alat yang steril. Terapi bekam hanya boleh dilakukan oleh terapis yang sudah memiliki sertifikat.


Terapi bekam terdiri dari 2 metode, yaitu :
  1. Terapi bekam kering : menggunakan gelas bekam dengan memberikan efek panas tanpa memberi tusukan atau sayatan pada kulit.
  2. Terapi bekam basah : menggunakan gelas bekam dan pompa untuk menarik kulit masuk ke gelas bekam. Kemudian memberi tusukan atau sayatan pada kulit. Darah yang keluar akan tersedot oleh gelas bekam.

Efek samping yang dapat timbul setelah terapi bekam :
  • Sulit tidur akibat nyeri bekas bekam.
  • Nyeri otot akibat tarikkan gelas bekam yang terlalu kuat.
  • Memar pada kulit setelah dibekam.
  • Rasa ngantuk yang berlebihan.
  • Keringat dingin di malam hari akibat kesalahan titik bekam sehingga mempengaruhi organ tubuh bagian dalam.
  • Peradangan kulit akibat luka tusuk dan sayatan bekam dengan alat yang tidak steril.
  • Penyakit menular seperti herpes, cacar air, campak akibat gelas bekam yang dipakai secara bergantian oleh banyak orang.
  • Nafsu makan meningkat sehingga terjadi kelebihan kalori dan berisiko penyakit jantung, diabetes, darah tinggi, kanker, dan kolesterol yang diakibatkan oleh tingginya asupan karbohidrat.
  • Depresi, stress dan cemas berlebihan akibat memar pada kulit.
  • Rasa sakit setelah bekam juga dapat menurunkan nafsu makan.
  • Demam akibat infeksi sebelum ataupun sesudah terapi bekam.

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari bahaya bekam :
  • Pastikan terapi bekam menggunakan alat-alat yang steril dan tidak digunakan secara bergantian ke banyak orang.
  • Lakukan terapi bekam pada terapis yang profesional.
  • Lakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum melakukan terapi bekam, tekanan darah sebelum terapi minimal 80 mmHg.
  • Wanita hamil dilarang melakukan terapi bekam.
  • Wanita yang sedang haid juga tidak boleh melakukan terapi bekam.
  • Berpuasa 2 jam sebelum dan sesudah melakukan terapi bekam.
  • Jangan langsung mandi setelah bekam.
  • Penderita penyakit kronis seperi leukimia, TBC, HIV, Hemofilia, Hepatitis dan Trombositopenia dilarang melakukan terapi bekam.
  • Penderita diabetes yang sensitif pada luka kulit dilarang melakukan terapi bekam.
  • Setelah donor darah dilarang melakukan terapi bekam.
  • Orang yang memiliki alergi kulit kronis dilarang melakukan terapi bekam.
  • Jangan melakukan bekam pada titik luka, patah tulang, robeknya urat sendi, varises dan tumor.
  • Hindari bekam di bagian perut.
  • Lokasi yang terdapat pembuluh darah besar dilarang untuk dibekam, seperti bawah ketiak, leher, bawah telinga, selangkangan dan pangkal paha.

Meskipun terapi bekam merupakan pengobatan yang disunnahkan oleh nabi, tetapi jika dilakukan secara sembarangan maka dapat menimbulkan risiko penyakit lainnya. Oleh sebab itu terapi bekam harus dilakukan oleh terapis yang sudah profesional dan memiliki sertifikat.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...