Penyakit 1000 wajah merupakan julukan yang diberikan oleh para dokter untuk menyebut penyakit lupus. Julukan tersebut karena penyakit lupus sangat sulit dideteksi dan didiagnosa. Lupus adalah salah satu penyakit autoimun yang timbul akibat adanya antibodi yang merusak sel-sel di dalam tubuh. Sel imun yang seharusnya berfungsi melindungi tubuh dari segala infeksi, tetapi malah merusak jaringan dan organ di dalam tubuh. Penyakit lupus merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian.
image source: siloamhospitals
Penderita penyakit lupus akan mengalami serangan dari zat antibodinya sendiri sehingga mengganggu fungsi organ tubuh. Diagnosa penyakit lupus sangat sulit ditentukan, sehingga dokter sering keliru menetapkan diagnosa sebagai penyakit lain. Lupus merupakan penyakit autoimun yang paling banyak menyerang kaum wanita di usia 15-40 tahun.
Penyakit lupus terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Lupus Eritematosus Sistemik (Systemic Lupus Erythematosus/SLE).
Penyakit lupus yang banyak diderita pada umumnya adalah jenis lupus eritematosus sistemik. Lupus SLE dapat menyerang segala organ tubuh. Penyakit lupus eritematosus sistemik menimbulkan gejala secara perlahan-lahan dan dapat timbul secara mendadak. Penyakit lupus jenis ini ditandai dengan gejala sebagai berikut :
Penyakit lupus terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Lupus Eritematosus Sistemik (Systemic Lupus Erythematosus/SLE).
Penyakit lupus yang banyak diderita pada umumnya adalah jenis lupus eritematosus sistemik. Lupus SLE dapat menyerang segala organ tubuh. Penyakit lupus eritematosus sistemik menimbulkan gejala secara perlahan-lahan dan dapat timbul secara mendadak. Penyakit lupus jenis ini ditandai dengan gejala sebagai berikut :
- Rasa nyeri secara terus menerus.
- Lelah yang berkepanjangan.
- Depresi.
- Cemas berlebihan.
Lupus Eritematosus Diskoid (Discoid Lupus Erythematosus/DLE).
Jenis lupus eritematosus diskoid umumnya menyerang kulit dan dapat menyerang organ tubuh bagian lainnya. Lupus DLE diakibatkan oleh paparan sinar ultraviolet dari matahari sehingga menimbulkan gejala seperti :
- Rambut rontok.
- Kepitakan rambut secara permanen.
- Ruam merah pada kulit yang lama-kelamaan semakin menebal dan menjadi luka.
- Membentuk butterfly rash, yaitu ruam merah menyerupai kupu-kupu pada tulang hidung dan kedua pipi.
Lupus akibat penggunaan obat.
Setiap orang memiliki efek reaksi yang berbeda-beda terhadap obat. Gejala lupus akibat mengkonsumsi obat-obatan umumnya akan hilang saat berhenti mengkonsumsinya. Kurang lebih ada 100 jenis obat-obatan yang dapat memicu penyakit lupus.
Dr. Prof. Zubairi Djoerban merupakan dokter ahli penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa penyakit lupus tidak disebabkan oleh kuman, virus ataupun bakteri. Penyakit lupus disebabkan karena penyimpangan kerja sistem imun tubuh.
Faktor risiko penyakit lupus antara lain :
- Jenis kelamin, lupus pada umumnya menyerang wanita dengan angka perbandingan 9 : 1 dengan pria.
- Faktor usia, lupus dapat menyerang segala usia namun pada umumnya terdiagnosa saat usia 15-40 tahun.
- Penyakit lupus banyak diderita oleh orang dari Ras Amerika Latin, Afrika Latin dan Asia Pasifik.
- Mengkonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama dapat memicu penyakit lupus seperti antipsychotic chlorpromazine, obat hipertensi, obat tuberculosis isonoazid dan obat jantung procainamide.
- Terinfeksi virus Epstein-Barr. Virus epstein barr terdapat di dalam sel imun. Belum diketahui apa yang membuat virus tersebut dapat kembali aktif.
- Terpapar zat kimia seperti merkuri, silikon cair dan asap rokok.
Penyebab penyakit lupus dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
Faktor Internal.
Faktor internal penyebab penyakit lupus, yaitu faktor genetika. Di dalam tubuh terjadi penyimpangan sistem kekebalan tubuh yang menyerang balik jaringan dan organ-organ tubuh. Lupus banyak diderita oleh orang ras Afrika, Amerika dan Asia. Berdasarkan penyebabnya, penyakit lupus merupakan salah satu penyakit keturunan yang menyebabkan peradangan kronis pada organ tubuh, seperti :
- Peradangan pada ginjal.
- Peradangan pada sendi.
- Peradangan pada otak.
- Peradangan pada jantung.
- Peradangan pada paru-paru.
- Peradangan pada sel darah terutama sel darah putih.
Faktor eksternal.
Faktor eksternal penyebab penyakit lupus terkait dengan gaya hidup dan kondisi tubuh. Pengaruh dari luar tubuh merangsang zat antibodi sehingga menyerang balik jaringan-jaringan tubuh. Faktor penyebab eksternal penyakit lupus antara lain :
- Stress atau depresi.
- Paparan sinar ultraviolet yang berasal dari matahari.
- Paparan sinar ultraviolet yang berasal dari cahaya lampu ultraviolet.
- Penggunaan obat antibiotik secara berlebihan dengan ataupun tanpa resep dokter.
- Penggunaan obat-obatan berbahan dasar sulfa yang memicu alergi, seperti cotrimoxazole, sulfadiazine, sulfasalazine dan sulfadoxin (biasanya kombinasi dengan pyrimethamine untuk pengobatan malaria).
- Penggunaan obat-obatan anti kejang, seperti carbatrol, depakene, gabapentine, diastat, dilantin dan neurontin. Obat-obatan ini menimbulkan reaksi mirip dengan gejala penyakit lupus. Konsultasikan ke dokter untuk menghentikan atau melanjutkan konsumsi obat-obatan yang menyebabkan efek samping seperti gejala lupus.
Gejala-gejala umum penyakit lupus antara lain :
- Rasa lelah yang luar biasa sehingga menghambat aktivitas.
- Ruam kupu-kupu (butterfly rash) pada batang hidung dan kedua pipi.
- Ruam pada tangan dan pergelangan tangan.
- Ruam pada punggung.
- Nyeri persendian pada tangan dan kaki.
- Sariawan secara terus menerus.
- Sakit kepala.
- Rambut rontok.
- Nyeri dada.
- Mata kering.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Demam tinggi lebih dari 38°C.
- Hipertensi.
- Radang paru-paru.
- Anemia.
- Jari-jari tangan dan kaki memucat saat terkena udara dingin.
Komplikasi penyakit yang timbul akibat lupus :
Komplikasi penyakit kardiovaskuler.
Komplikasi penyakit kardiovaskuler menyerang jantung dan pembuluh darah, seperti :
- Serangan jantung.
- Stroke.
- Hipertensi.
- Perikarditis, yaitu radang pada kantung pembungkus jantung.
- Miokarditis, yaitu radang pada otot jantung.
Komplikasi nefritis lupus.
Komplikasi nefritis, yaitu kerusakan pada ginjal yang ditandai dengan gejala :
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Mual.
- Muntah.
- Hipertensi.
- Nyeri dada.
- Sering buang air kecil.
- Kencing darah.
- Bengkak pada kaki.
Komplikasi penyakit autoimun.
Komplikasi penyakit autoimun lainnya, seperti :
- Penyakit tiroid, yaitu penyakit yang menyerang kelenjar tiroid akibat gangguan fungsi hormon tiroid.
- Syndrom sjogren, yaitu penyakit yang merusak kelenjar air liur dan kelenjar air mata sehingga menyebabkan mata dan mulut menjadi kering.
- Syndrom hughes, yaitu penyakit yang menyebabkan penggumpalan darah pada arteri dan vena.
Komplikasi penyakit pada kehamilan.
Komplikasi penyakit pada kehamilan, seperti :
- Preklamsia.
- Kelahiran premature.
- Keguguran janin.
- Kematian kelahiran.
Penyakit lupus tidak dapat disembuhkan, tindakan pengobatannya hanya dimaksudkan untuk mengurangi gejala-gejala yang timbul dan mencegah risiko kerusakan organ yang semakin parah. Dengan berkembangnya metode pengobatan, penderita penyakit lupus saat ini dapat hidup normal dan memperkecil risiko kematian.
Metode pengobatan untuk mengurangi tingkat gejala pada penderita lupus meliputi :
Metode non-medikamentosa.
Metode non-medikamentosa, yaitu pengobatan tanpa menggunakan obat-obatan kimia. Contoh metode non-medikamentosa antara lain :
- Menghindari paparan sinar matahari secara terus-menerus dalam waktu yang lama.
- Menghindari pemakaian kontrasepsi hormonal (esterogen).
- Menggunakan sunblok saat aktivitas di luar rumah untuk melindungi tubuh dari sinar ultraviolet matahari.
Metode medikamentosa.
Metode medikamentosa, yaitu pengobatan dalam bentuk obat-obatan kimia.
Obat golongan imunosupresan yang digunakan untuk menekan respon imun, seperti :
- Steroid.
- Hidroksi.
- Klorokin.
- Mycrophenolate mofetil.
- Metotrekstat.
- Azatioprin.
- Siklofosfamid intravena.
- Cyclophosphamide.
Obat kortikosteroid untuk penderita lupus yang mengalami gejala inflamasi parah. Konsumsi kortikosteroid dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan efek samping meliputi :
- Penipisan tulang.
- Penipisan kulit.
- Bertambahnya berat badan.
- Hipertensi.
Obat hydroxychloroquine merupakan obat malaria yang efektif untuk mengobati nyeri otot sendi, ruam pada kulit dan menghilangkan rasa lelah yang luar biasa. Pada penderita lupus, obat ini terus menerus dikonsumsi dalam jangka waktu panjang. Efek samping yang ditimbulkan dari mengkonsumsi obat ini adalah :
- Kerusakan mata.
- Sakit kepala.
- Gangguan pencernaan.
- Ruam pada kulit.
Obat rituximab, apabila obat-obatan yang lain sudah tidak mempan untuk mengobati penyakit lupus, maka dokter akan memberikan terapi rituximab. Obat ini akan mematikan sel B yang berfungsi memproduksi antibodi penyebab lupus. Efek samping yang ditimbulkan akibat terapi rituximab antara lain :
- Pusing.
- Muntah.
- Menggigil.
- Demam tinggi.
- Reaksi alergi.
Risiko infeksi penyakit menular akibat virus dan bakteri akan semakin tinggi, seiring dengan dihambatnya sistem imun untuk mengendalikan penyakit lupus yang menyerang organ-organ tubuh yang masih sehat. Penderita lupus harus menghindari kontak dengan orang yang sedang mengalami infeksi seringan apapun, agar terhindar dari tertularnya virus ataupun bakteri. Deteksi dini penyakit lupus sangat penting, jika terlambat sistem imun akan menyerang dan merusak organ-organ vital sehingga risiko terburuknya adalah kematian.
Comments
Post a Comment