Ketuban adalah balon atau selaput indung telur yang membungkus janin di dalam rahim. Selaput ini berisi cairan amnion yang jumlah cairannya akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia kehamilan. Air ketuban (amnion) mengandung semua jenis enzim yang ada di tubuh manusia, serta hormon dan pigmen yang berguna untuk pembentukan dan pertumbuhan janin.
Fungsi air ketuban diantaranya adalah :
Seiring bertambahnya usia kehamilan, ketuban akan pecah untuk menandai sudah waktunya bayi dilahirkan. Normalnya waktu pecah ketuban adalah saat sudah terbukanya jalan lahir dengan cukup besar. Tapi, beberapa kasus kehamilan terjadi pecah ketuban di usia kandungan masih di bawah 9 bulan. Ketuban yang pecah sebelum waktunya membuat janin beresiko besar terkena infeksi. Terjadinya infeksi ditandai dengan air ketuban yang awalnya bening berubah keruh dan berbau busuk. Pada kondisi seperti itu janin harus cepat diselamatkan agar tidak terinfeksi dan tidak terlalu banyak meminum air ketuban.
Hal yang harus dilakukan ketika mengalami pecah ketuban adalah :
Penyebab ketuban pecah sebelum waktunya bisa dikarenakan kecelakaan ataupun ibu menderita suatu penyakit. Keluhan sepele seperti keputihan ternyata juga bisa menjadi penyebab pecahnya ketuban. Mengapa demikian?
Keputihan terjadi di rongga vagina yang terhubung oleh pintu leher rahim. Jika terjadi keputihan yang sifatnya patologis, kuman akan naik ke pintu leher rahim dan menginfeksi daerah tersebut. Selaput ketuban yang terinfeksi kuman menjadi sangat tipis dan saat terjadi tekanan maka ketubannya akan pecah.
Apabila terjadi keputihan saat hamil, maka segeralah konsultasikan ke dokter. Hindari juga pemakaian pembalut atau pantyliner saat masa kehamilan, karena itu bisa melembabkan daerah di sekitar organ kewanitaan. Pakailah celana dalam yang bisa menyerap keringat sehingga sirkulasi udara terjaga dengan baik. Manjaga kesehatan luar dalam sangat penting dilakukan oleh ibu hamil. Supaya ibu dan bayinya sehat selamat.
(Screenshoot Image by Indonesiana.com)
image source: hallodokter
- Melindungi janin dari guncangan dan sebagai ruang gerak untuk janin.
- Penanda kecatatan pada janin, apabila air ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka perlu diwaspadai.
- Menjadi inkubator alami untuk menghangatkan janin di dalam rahim.
- Sebagai indikator kematangan janin.
- Melindungi janin dari infeksi luar.
- Sebagai sumber nutrisi dan cadangan cairan.
- Menjaga plasenta agar tidak kering dan mengkerut sehingga asupan oksigen dari darah ibu ke janin lancar
- Membantu pembentukan rangka tulang, otot, dan rambut.
- Menyempurnakan sistem pernafasan dan pencernaan sehingga organ-organ dapat berkembang dengan baik.
- Pembuka leher rahim saat berkontraksi menjelang persalinan.
- Membersihkan jalan lahir saat bayi keluar.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, ketuban akan pecah untuk menandai sudah waktunya bayi dilahirkan. Normalnya waktu pecah ketuban adalah saat sudah terbukanya jalan lahir dengan cukup besar. Tapi, beberapa kasus kehamilan terjadi pecah ketuban di usia kandungan masih di bawah 9 bulan. Ketuban yang pecah sebelum waktunya membuat janin beresiko besar terkena infeksi. Terjadinya infeksi ditandai dengan air ketuban yang awalnya bening berubah keruh dan berbau busuk. Pada kondisi seperti itu janin harus cepat diselamatkan agar tidak terinfeksi dan tidak terlalu banyak meminum air ketuban.
Hal yang harus dilakukan ketika mengalami pecah ketuban adalah :
- Atur pernafasan dengan tenang dan jangan banyak bergerak.
- Catat waktu saat ketuban pecah, perhitungan waktu bertujuan untuk menyelamatkan janin.
- Segera ke rumah sakit atau klinik bersalin untuk mendapatkan tindakan yang tepat selanjutnya.
Penyebab ketuban pecah sebelum waktunya bisa dikarenakan kecelakaan ataupun ibu menderita suatu penyakit. Keluhan sepele seperti keputihan ternyata juga bisa menjadi penyebab pecahnya ketuban. Mengapa demikian?
Keputihan terjadi di rongga vagina yang terhubung oleh pintu leher rahim. Jika terjadi keputihan yang sifatnya patologis, kuman akan naik ke pintu leher rahim dan menginfeksi daerah tersebut. Selaput ketuban yang terinfeksi kuman menjadi sangat tipis dan saat terjadi tekanan maka ketubannya akan pecah.
Apabila terjadi keputihan saat hamil, maka segeralah konsultasikan ke dokter. Hindari juga pemakaian pembalut atau pantyliner saat masa kehamilan, karena itu bisa melembabkan daerah di sekitar organ kewanitaan. Pakailah celana dalam yang bisa menyerap keringat sehingga sirkulasi udara terjaga dengan baik. Manjaga kesehatan luar dalam sangat penting dilakukan oleh ibu hamil. Supaya ibu dan bayinya sehat selamat.
Comments
Post a Comment