Skip to main content

Waspada sinusitis dan penanganan yang tepat

Apakah anda mengalami flu yang tidak kunjung sembuh? Bahkan hingga berbulan-bulan lamanya. Waspadai kemungkinan terjadi peradangan pada rongga sinus. Keluhan ini mirip seperti gejala flu, namun kejadiannya bisa terjadi setiap hari dan tidak kenal waktu. Keluhan yang dimaksud adalah sinusitis. Sinusitis adalah infeksi atau peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Rongga sinus merupakan rongga-rongga yang saling berhubungan melalui saluran udara yang letaknya di dalam tulang tengkorak.


Rongga sinus terdiri dari empat pasang, terletak di belakang dahi, di kiri dan kanan batang hidung, di belakang mata, serta di belakang tulang pipi. Orang yang mengalami sinusitis biasanya merasakan sakit di bagian wajah, terutama di belakang hidung dan bawah mata. Selain itu hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan berwarna kuning hingga hijau.  Apabila keluhan ini terjadi lama dan bersifat kronis bisa mengakibatkan infeksi pada selaput otak bahkan syaraf mata. 


Penyebab utama sinusitis ialah :

  • Pada orang dewasa, peradangan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti virus, bakteri, atau jamur yang masuk ke dalam rongga hidung dan terperangkap di dalam rongga sinus. 
  • Pada anak-anak, faktor alergi ataupun virus penyakit yang tertular dari orang lain. Serta kebiasaan minum susu menggunakan dot sambil berbaring juga dapat menjadi pemicu peradangan rongga sinus.

Sinusitis yang tidak ditangani dengan baik hingga menimbulkan komplikasi bisa membahayakan jiwa. Hal-hal yang berkaitan dengan flu atau pilek bisa menjadi gejala awal penyakit sinusitis. Sinusitis dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

  • Sinusitis akut : terjadi selama 2-3 bulan.
  • Sinusitis kronik : terjadi lebih dari 3 bulan. 

Gejala akut ditandai dengan :

  • Demam.
  • Hidung tersumbat.
  • Cairan hidung kental dan berwarna keruh kuning kehijauan.
  • Nyeri di pipi, dahi, dan dibawah mata. 


Jangan anggap sepele gejala sinusitis karena dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lain seperti :

  • Meningitis (radang selaput otak).
  • Kerusakan syaraf mata.
  • Kebutaan.
  • Infeksi tulang.
  • Kerusakan indra penciuman.


Penderita sinusitis memerlukan antibiotik untuk mencegah penyebaran infeksi. Diperlukan juga penanganan dokter untuk mendapatkan obat serta dilakukan cuci hidung. Penderita sinusitis biasanya sering mengeluhkan lendir atau cairan hidung yang susah dikeluarkan. Untuk meringankan gejala sinusitis, lendir harus dikeluarkan dari hidung.

Bagaimana cara membantu mengeluarkan lendir dari hidung supaya lega pernafasannya?

  1. Sediakan larutan air hangat dicampur garam.
  2. Gunakan alat suntik tanpa jarum dan masukkan larutannya kedalam suntikan.
  3. Miringkan kepala, tahan nafas dan mulut dalam keadaan terbuka. 
  4. Masukkan larutan air garam yang ada di dalam suntikan dari salah satu lubang hidung hingga airnya keluar lagi dari lubang hidung yang satunya. 


Cara tersebut bisa membantu mengeluarkan lendir yang ada di rongga hidung dan meringankan gejala sinusitis. Periksakan ke dokter THT jika gejala sinusitis makin memburuk. Untuk kasus sinusitis yang sudah parah, kemungkinan dilakukan pembedahan agar fungsi sinus kembali normal dan rongga sinus bersih dari cairan yang terinfeksi.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.