Skip to main content

Sembelit. Hati-hati!!!! gejala kanker usus besar

Buang air besar yang teratur merupakan sistem yang ideal bagi manusia. Namun tidak semua orang mengalami kondisi tersebut. Gangguan kesulitan buang air besar ini bisa terjadi pada siapa saja. Dalam ilmu kedokteran dikenal dengan nama sembelit (konstipasi). Meskipun banyak masyarakat menganggap bahwa kesulitan buang air besar adalah hal yang wajar. Tapi, tahukah bahwa kesulitan buang air besar bisa menjadi tanda penyakit serius? Bahkan dari beberapa penelitian, konstipasi atau sembelit bisa menjadi gejala penyakit kanker usus besar. Kanker usus besar (kanker kolorektal) adalah pertumbuhan sel kanker yang menyerang bagian usus, usus buntu dan anus. Kanker usus besar menjadi penyakit penyebab kematian nomor 2 di dunia.
image source : inspirasisehat


Usus besar ( colon ) berfungsi menyerap air, apabila feses terlalu lama ada di usus besar maka air akan terserap. Akibatnya feses mengeras karena kekurangan air. Pada anus terdapat banyak pembuluh darah, sehingga ketika feses atau kotoran mengeras bisa terjadi erosi atau gesekan yang menyebabkan robeknya pembuluh darah pada anus. Kelancaran sistem pencernaan dipengaruhi oleh enzim dan kecukupan serat serta asupan air putih. Feses yang kekurangan serat dan air putih akan mengeras di dalam usus sehingga susah dikeluarkan. Jika itu terjadi hampir setiap hari tentunya akan merangsang terjadinya wasir. Selain itu kebiasaan menahan buang air besar juga dapat menyebabkan sembelit dan wasir.


Faktor penyebab kanker usus besar antara lain :

  • Mutasi genetik.
Akibat riwayat keturunan dimana terjadi pertumbuhan sel-sel secara tidak terkendali yang bersifat merusak. Ada 2 jenis kanker usus yang disebabkan mutasi genetik, yaitu :

  1. Herediatary Nonpolyposis Colorectal Cancer (Syndrome Lynch). Kanker jenis ini menyerang di usia kurang dari 50 tahun.
  2. Familial Adenomatous Polyposis. Kanker jenis ini menyerang di usia kurang dari 40 tahun. Disebabkan oleh ribuan benjolan (polip) yang tumbuh di dinding usus besar dan rektum.
  • Kekurangan serat.
  • Susah buang air besar.
  • Radang kronis di usis besar.
  • Mengkonsumsi alkohol.
  • Merokok.
  • Penyakit diabetes.
  • Obesitas.

Gejala yang timbul akibat penyakit kanker usus besar :
  • Feses bercampur darah.
  • Pendarahan pada anus.
  • Menurunnya berat badan.
  • Sembelit dalam waktu yang lama.
  • Perut kembung.
  • Nyeri di bagian perut.
  • Frekuensi BAB meningkat.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Tubuh menjadi cepat lelah. 

Tahapan perkembangan penyakit kanker usus besar :
  • Stadium I
Sel kanker sudah mulai tumbuh di usus besar, namun belum menyebar. 
  • Stadium II
Pada tahap ini sel kanker sudah menyebar ke seluruh dinding usus. 
  • Stadium III
Sel kanker sudah menyerang kelenjar getah bening hingga menyebabkan komplikasi penyakit lain. Pada stadium lanjut, sel kanker sudah sangat berbahaya.
  • Stadium IV
Penyebaran kanker usus besar sudah dalam kondisi sangat parah. Sel kanker sudah menyebar ke organ-organ lainnya seperti paru-paru, hati, tulang, lambung. Pada stadium ini penyakit kanker sudah sulit disembuhkan dan berisiko kematian.


Apabila merasakan keluhan susah buang air besar atau buang air besarnya hanya menetes, segera ke dokter untuk dilakukan kolonoscopy. Pemeriksaan kolonoscopy dilakukan apabila :

  • Ada riwayat keluarga penderita kanker usus besar.
  • Terjadi perdarahan saat buang air besar.
  • Terjadi penurunan berat badan.
  • Ada benjolan di perut. 

Kolonoscopy adalah proses pemeriksaan dinding usus besar dengan cara memasukkan alat lewat dubur. Apabila sembelit tidak ditangani dengan baik, risiko yang terparah adalah feses (kotoran) bisa berbalik arah lewat atas. Hingga bisa mengotori dan menginfeksi paru-paru. Untuk menghindari sembelit biasakan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi dan memenuhi asupan air putih. Buah pepaya juga dapat membantu melancarkan buang air besar karena memiliki enzim papain yang mampu memperlancar pencernaan untuk mencegah terjadinya kanker usus besar, tumor usus, maupun polip. Konsumsi jus pepaya sehari sekali sampai buang air besarnya lancar, setelah lancar lanjutkan dengan asupan air putih yang cukup. Mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.