Skip to main content

Kesalahan orangtua dalam menghukum anak

Masalah psikologi sangat erat hubungannya dengan cara menghukum anak. Menghukum anak dengan tujuan agar anak merasa jera melakukan kesalahan adalah hal yang wajar. Tapi, ada hal-hal lain yang mesti diwaspadai karena bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak. Kesehatan jiwa anak adalah hal yang utama harus diperhatikan dalam mendidik anak.

image source: shivas.com


Mencubit, menjewer, bahkan memukul dengan sapu ataupun tangan adalah hukuman yang umumnya dilakukan para orangtua kepada anaknya. Menghukum anak hanya dengan cara kekerasan sampai menyakiti fisik tanpa memberitahu apa yang benar dan apa yang salah adalah tindakan yang sia-sia. Menyakiti fisik tanpa memberi pengertian kepada anak atas kesalahannya, tidak akan membuat anak menjadi lebih baik. Tindakan yang sebaiknya dilakukan adalah ajari anak tentang konsekuensi. 

  • Jalin komunikasi antara anak dan orangtua, kemudian buat kesepakatan mengenai kesalahan dan konsekuensinya. Dengan cara seperti itu maka terjadi kesepakatan antara dua pihak. 
  • Dari kecil biasakan anak mendengarkan dan menyimak apa yang orangtua bicarakan. Gunakan ucapan yang mudah dipahami anak, sehingga anak bisa membedakan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
  • Memberi peringatan, teguran dan nasihat tentunya lebih baik daripada menghukum dengan cubitan, pukulan, dan lain sebagainya.



Anehnya terkadang orangtua sudah paham bahwa memukul itu tidak baik, tetapi tetap saja dilakukan hanya untuk meluapkan emosi. Kebiasaan memukul inilah yang nantinya dicontoh oleh anak, tanpa merubah perilaku anak menjadi lebih baik. Menghukum anak dengan kekerasan bisa membuat anak memiliki rasa dendam. Jika rasa dendam semakin bertumpuk, bisa saja dia luapkan ke teman-temannya atau bahkan ke orangtuanya saat anak sudah besar. Sehingga akibatnya anak menjadi :

  • Memiliki kepribadian yang nakal.
  • Suka mengurung diri di kamar.
  • Tidak mau bersekolah. 


Semua itu adalah bentuk protes anak kepada orangtuanya. Seorang anak hanya membutuhkan komunikasi yang baik dengan orangtuanya. Untuk merubah perilaku anak, yang dibutuhkan adalah ucapan orangtua yang bisa dimengerti anak. Sehingga anak merekam apa yang orangtuanya larang dan apa yang orangtuanya perbolehkan. Bukan intonasi bicara yang tinggi apalagi kekerasan fisik. Jadi, jika anak berperilaku nakal yang harus dilakukan sebagai orangtua adalah tanyakan dengan sabar apa yang menjadi keinginan anak dan ajak anak berkomunikasi dengan baik.


Peran orangtua dalam memberi hukuman kepada anak harus sepakat antara bapak dan ibunya. Tidak bisa yang satu melarang dan yang satu lagi mengijinkan. Pola didikan seperti itu akan membuat anak membedakan " saya lebih disayang ibu atau saya lebih disayang ayah". Apabila ibu sedang marah kepada anak, sebaiknya ayah diam, begitupun sebaliknya. Jangan sampai di depan anak, orangtua membuat aturan yang berbeda. 


Dalam mendidik anak, jika bisa dilakukan dengan cara tidak menghukum, kenapa mesti menghukum. Memberi hukuman lebih banyak dampak negatifnya dibandingkan dampak positif. Sikap dan karakter anak tergantung dari bagaimana orangtuanya mendidiknya. Pahami karakter anak dan berikan contoh sikap yang baik.


Comments

  1. Bner bgt, kesan yg d tngglkn pada anak anak akn mudah mmbkas y. Bbrp kasus psikologi trknal kaya sybil, sheila,it jg krna masa kcil yg bruk, tp pada bbrapa objek . Anak yg bs brtahan scra fsik dn mental dr pukulan berat d masa kecilny malah membuat mereka jd pribdi yg hebat, tp it cm kmungknan kcil.kayanya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.