Skip to main content

Gangguan kesehatan akibat terus menerus berada di ruang AC

Dalam aktivitas sehari-hari, pergi naik mobil pakai AC, pulang kantor naik mobil pakai AC. Sampai di rumah, di kamar tidur juga pakai AC. Paparan AC secara terus menerus ternyata dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Contohnya seperti ruang kerja yang tidak terlalu besar dengan AC di atas kepala, apa efeknya bagi kesehatan?

image source: airconco.com


Berada di ruangan ber-AC secara terus menerus dapat membuat tubuh mengalami dehidrasi dan terjadi hipotermia. Bagi orang tertentu suhu dingin ruangan dapat memicu alergi seperti :
  • Asma.
  • Batuk.
  • Flu.
  • Gatal-gatal di kulit. 

Apalagi jika filter AC kotor, filter AC bisa menjadi sarang bagi kuman. Kemudian jika letak AC dipaparkan terus menerus tepat di atas kepala, dapat menyebabkan :
  • Tension (leher kaku). Hal itu sangat mudah terjadi karena pembuluh darah di leher menyempit. 
  • Bagi penderita migrain juga dapat sering kambuh jika angin dari AC langsung terkena kepala. Ada lagi kebiasaan buruk yang sering disepelekan jika berada di ruangan ber-AC yaitu merokok. 

Merokok di dalam ruangan ber-AC menyebabkan ruangan tersebut mengalami polusi (indoor polution). Bahaya asap rokok dapat mengancam orang-orang yang ada di dalam ruangan, yang paling dirugikan adalah orang yang tidak merokok sehingga menjadi perokok pasif.


Secara umum, gangguan kesehatan akibat paparan AC secara terus menerus adalah :
  • Penyakit Bells Palsy.
Bells Palsy adalah kelumpuhan otot wajah akibat virus yang tertular melalui hembusan udara. Filter AC yang kotor dapat menyimpan segala virus penyakit yang dapat masuk ke dalam tubuh. Penyakit ini dapat menyerang usia remaja dan lanjut usia. Ditandai dengan gejala :
  1. Otot wajah lumpuh sebelah.
  2. Mulut menjadi miring.
  3. Sulit berbicara.
  4. Sulit menggerakan lidah.
  • Penyakit Tortikolis (salah bantal).
Tidur dalam suhu kamar yang terlalu dingin dapat menyebabkan leher menjadi nyeri hingga tidak dapat menolehkan kepala ke kiri atau ke kanan. Kondisi seperti ini akibat otot leher mengalami tegang dan aliran darah di leher tidak lancar.
  • Nyeri sendi dan nyeri otot.
Suhu ruangan yang terlalu dingin dapat menyebabkan cairan lubrikasi pada sendi menjadi berkurang. Akibatnya sendi menjadi nyeri. Paparan suhu dingin secara terus menerus juga menyebabkan otot kaku.
  • Terserang flu.
Suhu ruangan yang dingin menyebabkan selaput lendir di hidung dan mulut menjadi berkurang. Sistem pertahanan tubuh menjadi tidak maksimal sehingga tidak mampu melawan virus yang masuk.
  • Risiko penularan penyakit.
Ruangan ber-AC yang tertutup rapat tidak memiliki sirkulasi udara. Potensi penularan virus, bakteri dan kuman antar seseorang dengan orang lainnya menjadi sangat besar. 
  • Berat badan bertambah.
Dalam suhu ruangan yang dingin, metabolisme tubuh menjadi tidak maksimal. Pembakaran kalori menjadi sangat lambat. Kondisi ini menyebabkan tubuh semakin gemuk.
  • Kulit kering.
Penggunaan AC secara terus menerus dapat menyebabkan kulit mengalami dehidrasi. Diibaratkan buah yang disimpan di dalam kulkas tanpa ditutup plastik bisa menjadi keriput, kulit manusia yang lama terpapar suhu dingin juga bisa menjadi keriput. Penuhi asupan air putih untuk menghindari dehidrasi.
  • Risiko kekurangan oksigen.
Berada di ruangan ber-AC yang tertutup rapat dapat menyebabkan kematian. Jumlah karbondioksida lebih besar dari jumlah oksigen sehingga bisa menyebabkan sesak nafas bahkan kematian.


Berada di dalam ruangan ber-AC memang terasa lebih nyaman daripada berpanas-panasan. Tapi, tanpa disadari banyak efek samping akibat paparan suhu dingin secara terus-menerus. Untuk mengurangi risiko negatif yang dapat mengancam kesehatan, sebaiknya kurangi penggunaan AC atau atur suhu dinginnya. Hindari duduk tepat di bawah AC agar kepala tidak langsung terkena hembusan udara dingin dari AC.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.