Skip to main content

Benarkah menyusui menyebabkan payudara kendur?

Ketahuilah bahwa sebenarnya olahraga tidak bisa membantu mengencangkan payudara karena di dalam payudara tidak ada otot. Payudara terdiri dari beberapa komponen seperti jaringan lemak, ligamen dengan penyokong, pembuluh darah, dan saraf. Masih banyak perempuan yang tidak mau memberikan ASI kepada anaknya karena khawatir bentuk payudaranya tidak bagus lagi. Padahal ASI merupakan sumber nutrisi yang kandungannya tidak bisa digantikan oleh makanan apapun. 

image source: allodokter


"Mengapa payudara bisa kendur (turun)?" Kekenduran payudara dipengaruhi oleh berkurangnya lemak, perubahan struktur ligamen dan jaringan fibroglandular. 
"Benarkah menyusui menyebabkan payudara kendur?" Menyusui tidak menyebabkan payudara kendur, tetapi proses kehamilanlah yang menyebabkan kendurnya payudara jika pada saat hamil terjadi pembesaran badan dan dada yang berlebihan.
Sebagai seorang ibu seharusnya tidak lagi mengabaikan kesehatan anak hanya demi mempertahankan bentuk tubuh. Menyusui bukan penyebab kendurnya payudara.


Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan payudara kendur, diantaranya adalah :

  • Posisi tidur.
Tanpa disadari posisi tidur dapat menyebabkan payurdara kendur. Kebiasaan tidur miring menyebabkan payudara kendur karena pada posisi tersebut payudara tidak tersangga. Posisi yang benar saat tidur adalah telentang, sehingga payudara dapat mempertahankan posisinya.

  • Gravitasi bumi.
Gaya tarik bumi mempengaruhi turunnya payudara. Biasakan dari sejak dini menggunakan bra yang pas sehingga dapat menyangga payudara dari gaya gravitasi bumi.

  • Kehamilan.

Ketika proses kehamilan terjadi pembesaran payudara dalam waktu singkat, sebaiknya gunakan bra yang bagus dan kencang dalam masa kehamilan sampai menyusui. Sehingga payudara tersangga dengan baik.

  • Melahirkan.
Setelah melahirkan berat badan akan menurun otomatis kelenjar susu  akan ikut menyusut.

  • Ukuran bra.
Ukuran bra juga penting diperhatikan agar payudara tidak kendur. Pemakaian bra yang tidak kencang menyebabkan payudara tidak tertahan maksimal. Sehingga efek gravitasi masih bisa membuat payudara turun.

  • Malas menggunakan bra.
Sebagian wanita ada yang malas menggunakan bra karena alasan nafas menjadi sesak. Padahal ini ada kaitannya dengan gaya tarik gravitasi bumi. Payudara yang tidak disangga tertarik oleh gravitasi sehingga menjadi kendur.

  • Bertambahnya berat badan.
Badan yang gemuk diikuti dengan membesarnya payudara. Apabila badan menjadi kurus karena diet atau lain hal, maka payudara juga akan menyusut dan kendur.

  • Merokok.
Merokok juga mempengaruhi resiko kendurnya payudara. Merokok dapat merusak kolagen dan elastin yang ada diseluruh tubuh.


Tidak ada alasan lagi untuk tidak memberikan ASI kepada anak. Nutrisi  dari ASI sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. Jangan karena takut tidak cantik lagi, hak anak menjadi tidak diberikan. Pahami dengan benar segala mitos yang berkembang di masyarakat agar tidak keliru.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...