Skip to main content

Bahaya varises pada ibu hamil

Masalah gangguan kesehatan yang cukup rentan dihadapi oleh wanita dan pria. Tidak hanya mengganggu penampilan ternyata gangguan ini juga bisa berujung kematian. Gangguan apakah itu? Sebagai pribadi yang aktif, kaki merupakan salah satu aset yang menjadi pendukung kelancaran mobilitas manusia. Tapi sayangnya kaki juga menjadi bagian tubuh yang paling jarang mendapatkan perhatian. Keluhan seperti mudah pegal di bagian kaki karena berjongkok atau karena berdiri terlalu lama, tanpa disadari memicu munculnya urat-urat halus yang tidak rata.

image source: masbroo.com


Coba perhatikan kaki anda, bisa jadi anda mengalami gejala varises. Varises merupakan pelebaran pembuluh darah vena akibat terganggunya aliran darah. Rusaknya katub pembuluh darah yang berfungsi menahan darah agar tidak kembali ke tungkai kaki juga bisa menyebabkan varises. Kondisi ini biasa terjadi pada bagian lipat paha hingga tungkai kaki. Tidak hanya mengganggu penampilan, ternyata varises juga bisa menghambat persalinan normal hingga mengancam jiwa ibu hamil.


Kelainan fungsi katub pembuluh darah vena disebabkan oleh :

  • Faktor keturunan.
  • Berdiri terlalu lama.
  • Kebiasaan menyilang kaki saat duduk.
  • Memakai sepatu highheels.
  • Kelebihan berat badan.
  • Kehamilan. 

Khususnya pada wanita, berhati-hatilah jika varises terjadi di bagian organ kewanitaan. Bahkan penyakit wasir juga merupakan varises yang timbul di bagian anus. Jika wanita hamil sebelumnya tidak diperiksa atau lalai dari pemeriksaan dokter, varises bisa pecah atau menghalangi jalan lahir. Faktor resiko timbulnya varises pada wanita hamil adalah penambahan berat rahim yang berisi bayi sehingga menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang muncul di permukaan kulit.


Apabila varises muncul di daerah yang rawan dekat dengan jalan lahir, maka tidak dibolehkan untuk melahirkan secara normal. Jika tetap dilakukan persalinan normal, maka resikonya adalah pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan pembengkakan dan pendarahan di dalam. Ibu yang melahirkan bisa mengeluarkan banyak darah dan mengancam keselamatan nyawanya. 


Cara meminimalkan risiko varises yang berat adalah : 

  • Perbaiki kebiasaan duduk sehari-hari.
  • Hindari berdiri terlalu lama.
  • Kurangi memakai sepatu highheels.
  • Jangan mengejan karena mengejan salah satu penyebab varises.
  • Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi seperti brokoli dan asparagus serta buah-buahan, untuk mencegah penggumpalan darah.
  • Bagi penderita varises ringan gunakan stoking varises setiap hari untuk mencegah renggangnya katub pembuluh darah dan varises yang lebih berat. 
  • Posisi tidur dengan kaki sedikit lebih tinggi dari dada dapat membantu mencegah varises. 
  • Selain itu pada saat duduk lebih dari 30 menit, misalnya di dalam pesawat lakukan peregangan untuk melancarkan peredaran darah dengan cara angkat kaki sampai lurus kemudian putar pergelangan kaki.

Varises yang terlihat sepele ternyata dapat mendatangkan risiko berbahaya bagi tubuh. Khususnya untuk ibu hamil yang mengalami keluhan varises. Tidak hanya pemeriksaan kandungan, pemeriksaan kesehatan fisik secara teliti juga sangat diperlukan khususnya untuk wanita hamil. Pahami betul sekecil apapun gangguan kesehatan yang dialami oleh tubuh untuk memperkecil risiko yang lebih berbahaya.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.