Skip to main content

Menentukan jenis kelamin calon bayi

Semua hal yang berkaitan dengan kehamilan selalu menarik untuk dibahas. Keajaiban seorang manusia dimulai dari masa kehamilan. Salah satunya mengenai jenis kelamin janin yang sedang dikandung. Para pasangan suami istri mungkin menjadikan hal itu sebagai bahan tebak-tebakan. Dalam ilmu kedokteran, jenis kelamin bayi ditentukan oleh ayah calon bayi. Tentunya tidak lepas dari kuasa Tuhan.


Bisakah pasangan suami istri memilih jenis kelamin calon janin yang dikandung?
Dengan kata lain melakukan program untuk menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginan. Jenis kelamin calon bayi bisa saja ditentukan sesuai keinginan, dengan cara melakukan perencanaan kehamilan dengan bimbingan dokter kandungan.


Untuk memahami teknik perencanaan kehamilan demi mendapatkan jenis kelamin calon bayi sesuai keinginan, sebaiknya pahami dulu yang menjadi ilmu dasarnya.


Ketahuilah bahwa laki-laki memiliki 2 jenis sperma, yaitu :
  • Androsperma - gen Y (calon janin laki-laki).
  • Ginosperma - gen X (calon janin perempuan).
Pada dasarnya, yang menentukan jenis kelamin calon bayi adalah : 
  • Sperma gen Y (calon janin laki-laki).
  • Sperma gen X (calon janin perempuan). 
  • Kondisi asam basa rahim.

Sperma gen X (calon janin perempuan) akan bertahan pada kondisi asam.

Sperma gen Y (calon janin laki-laki) akan bertahan pada kondisi basa.


Setelah mengetahui ilmu dasarnya, perencanaan jenis kelamin calon bayi bisa ditentuan dari masa subur dan jenis makanan.



Menentukan Jenis Kelamin Calon Bayi dari Masa Subur.

Jika ingin memiliki anak perempuan.
Lakukanlah hubungan intim 2 hari sebelum memasuki masa subur. Sebelum masa subur kondisi rahim cenderung asam. Sperma yang bertahan hidup pada kondisi asam adalah sperma gen X (calon janin perempuan). Pada kondisi asam, sperma gen Y akan cepat mati. Dengan demikian bisa diprediksi gen X yang akan membuahi sel telur sehingga jadilah janin perempuan.

Jika ingin memiliki anak laki-laki.
Lakukanlah hubungan intim sesudah masa subur. Dengan kondisi rahim cenderung basa. Sperma gen Y (calon janin laki-laki) kemungkinan besar dapat lebih lama bertahan hidup sehingga bisa membuahi sel telur dan jadilah janin laki-laki.


Menentukan Jenis Kelamin Calon Bayi dari Makanan.

Jika ingin memiliki anak perempuan.
Sperma gen X (calon janin perempuan) bertahan pada kondisi rahim yang asam. Makanan yang baik dikonsumsi istri/calon ibu adalah :

  • Ikan.
  • Daging sapi.
  • Daging ayam.
  • Sosis.
  • Telur.
  • Susu.
  • Udang.
  • Cumi-cumi.
  • Kepiting.

Jika ingin memiliki anak laki-laki.
Sperma gen Y (calon janin laki-laki) bertahan pada kondisi rahim yang basa. Makanan yang baik dikonsumsi istri/calon ibu adalah :

  • Pisang.
  • Alpukat.
  • Jeruk.
  • Nanas.
  • Anggur.
  • Apel.
  • Mangga.
  • Melon.



Untuk hasil yang lebih akurat sebaiknya lakukan keduanya berdasarkan masa subur dan makanan. Apapun perencanaan anda mengenai jenis kelamin calon bayi yang terpenting adalah anak terlahir sehat dengan gizi yang tercukupi dengan baik. Itu hanyalah bentuk perencanaan berdasarkan ilmu pengetahuan. Pada akhirnya yang menjadi penentu tetaplah Tuhan yang menciptakan manusia.


Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.