Skip to main content

Diapers menyebabkan kaki si kecil bengkok dan kecilnya ukuran alat kelamin pada anak laki-laki

Popok sekali pakai atau diapers memang menjadi pilihan praktis di zaman modern seperti ini. Tapi sebagian ibu ada yang ragu lantaran banyak beredar mitos mengenai popok sekali pakai. Sebut saja mitos yang bilang popok sekali pakai bisa menyebabkan kaki anak bengkok atau pada bayi laki-laki menyebabkan alat kelamin menjadi kecil ukurannya. Dalam ilmu kedokteran belum ada pembuktian secara ilmiah yang mengaitkan popok sekali pakai dengan bentuk kaki anak ataupun ukuran alat kelamin si kecil nantinya.


Kelainan ekstremitas (kelainan bentuk kaki) tidak ada hubungan dengan pemakaian popok sekali pakai. Jika terjadi kelainan bentuk kaki pada anak, kelainan tersebut memang sudah ada sejak awal.


Terdapat 4 jenis kelainan kaki bengkok, yaitu :

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)
Kelainan ini merupakan bawaan sejak lahir, bisa terjadi pada satu atau kedua kaki. CTEV salah satu kelainan kaki yang paling sering ditemukan. Ditandai dengan bentuk telapak kaki yang menekuk ke atas dan terpelintir ke dalam.
Penyebab CTEV antara lain :

  • Kelainan kromosom.
  • Kelainan syaraf.
  • Kelainan otot.
  • Kelainan perkembangan intra uterine (kandungan).
Pengobatannya harus segera dilakukan setelah bayi lahir. Jika kelainan ini dibiarkan sampai anak besar, maka anak akan berjalan dengan bertapak pada sendi anklenya.


CTEV dapat dibedakan menjadi 2 jenis :

  • CTEV fleksibel, kelainan ini bersifat fleksibel. Sendi-sendinya masih bisa diposisikan ke keadaan normal.
  • CTEV rigid, kelainan ini bersifat kaku. Sendi-sendinya sulit diposisikan ke keadaan normal.

Pengobatan CTEV prinsipnya merubah posisi kaki seperti keadaan normal. Bisa dengan metode gips dan tindakan pembedahan apabila kondisi sendi bersifat kaku. Pengobatan dan evaluasi dilakukan dalam jangka panjang sampai otot dan jaringan tendon stabil. Evaluasi dilakukan untuk memantau agar posisi kaki tidak kembali bengkok.


Kaki Toeing-In (Terpelintir)
Kelainan ini terlihat pada anak yang mulai belajar berdiri dan berjalan. Cirinya telapak kaki terpelintir ke arah dalam, paha dan betis terpelintir ke arah depan dan dalam. Kelainan ini menyebabkan anak sering terjatuh karena kedua lutut sering bersinggungan. Telapak kaki tidak menghadap lurus ke depan sehingga sering tersandung.
Orangtua tidak perlu khawatir, biasanya kelainan kaki seperti ini akan membaik dengan sendirinya. Tapi, jika lebih dari usia 2 tahun belum membaik perlu diperiksakan ke dokter ahli. Pada kasus yang berat diperlukan alat Denis Browne Bar yaitu alat seperti palang yang dikaitkan pada kedua kaki untuk memposisikan kaki pada bentuk normal, digunakan sampai kaki tumbuh seperti bentuk normal.


Kaki Knock Knee (Kaki X)
Kelainan ini umumnya dikenal dengan kaki leter X. Ciri kelainan ini ditandai dengan :
  • Kedua lutut saling bersinggungan ke dalam.
  • Telapak kaki saling menjuh.
  • Anak sering mengeluh nyeri pada betis dan paha akibat terpelintirnya otot saat berjalan.

Pengobatan dilakukan sesuai berat ringannya kecacatan. Kondisi kelainan ringan bisa kembali normal dengan sendirinya. Tekhnik fisioterapi bisa diterapkan pada kondisi ringan. Apabila kondisi rotasi sudah parah maka perlu dilakukan pembedahan.


Kaki Bow Legs (Kaki O)
Kelainan tungkai kaki bisa terjadi saat masih dalam kandungan akibat posisi janin maupun kebiasaan sikap tubuh sehari-hari. Semakin besar usia janin, rahim akan semakin sempit menyebabkan posisi tungkai kaki melengkung. Akibatnya kaki bayi akan berbentuk huruf O. Kelainan kaki O disebabkan kelainan turunan kromosom. Kelainan jenis ini biasanya dikatakan akibat dari penggunaan diapers, padahal hal itu tidak benar. Bentuk kaki O tidak terlalu mengganggu anak dalam berjalan, hanya saja mengurangi estetika betuk tubuh.


Saat anak belajar berjalan, bentuk kakinya memang terlihat seperti bengkok. Itu karena posisi bentuk kaki bayi masih belum sempurna. Bentuk kaki baru akan terlihat normal saat si kecil berusia 18 bulan. Terutama saat anak sudah lancar berjalan.


Bagaimana dengan ukuran kelamin anak yang kecil akibat pemakaian diapers ?

Kelamin bayi laki-laki saat baru lahir panjangnya 2,5 cm dan akan semakin bertambah mengikuti pertambahan usia. Apabila bayi lahir dengan panjang penis kurang dari 2,5 cm itu sudah bisa dicurigai adanya kelainan micropenis.

Kecilnya ukuran kelamin (micropenis) dipengaruhi oleh :
  • Kelainan hormon.
  • Kelainan syndrom akibat bawaan.
  • Kelainan Idiopatik (kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.
Micropenis dapat ditangani dengan terapi hormon selama 4 kali seminggu. Dengan suntikan dosis yang tepat, penis akan bertambah panjangnya.


Penyebab utama pertumbuhan kaki bengkok dan kecilnya alat kelamin bayi adalah kelainan bawaan sejak lahir. Kemungkinan akibat penggunaan diapers sangatlah kecil. Hanya saja untuk menghindari semakin parahnya kelainan, pastikan ukuran popok pas dan sesuai dengan besar badan si kecil. Pasang popok secara benar dan jaga kebersihannya. Segera ganti popok jika sudah berat dan penuh.


Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.